The Secret of Kapitayan

Surgo Neroko dudu panggonan
Ning kahanan minongko sanepan
Surgo neroko hak’e Pëngeran
Manungso mung kari nglakoni
(mlebu nang ndi opo jarë Gusti 2x)

Surgo ngono mung gubuk sak kapling
Dunung ijen ing samudro wening
Sopo Kang rawuh suguhane tentrem
Unjuk’ane ayem ora ono gunem
Awit karep podho mingkem
Aku wis sirno mung Gusti Kang ono

Geni neroko ngono geni suci
Kanggo nglebur sengkolone ati
Kang ngaling – ngaling’i kawulo mring Gusti
Ojo diwedeni monggo di tampani
( trisnane Gusti kanggo nyuceni 2x)

Dalam bahasa Indonesia:

Surga neraka bukanlah nama suatu tempat
Tetapi suatu keadaan yang dikiaskan
Surga neraka adalah milik Tuhan
Manusia tinggal menjalani
Akan berada di mana terserah kehendak Tuhan

Surga ibarat sebuah gubuk kecil
Yang berada di dalam samudra keheningan
Siapapun yang datang akan dijamu dengan ketentraman
Minuman yang disajikan adalah kedamaian tanpa ada kata-kata
Karena semua kehendak sudah bungkam
Keakuan telah lenyap yang ada hanyalah Sang Kekasih

Api neraka adalah api suci
Untuk melebur kehinaan yang menutupi hati
Yang menghalang halangi kedekatan makhluk dengan Tuhannya
Jangan ditakuti mari kita terima
Wujud kasih Tuhan ini untuk menyucikan

foto gunung arjuna, serasa di surga

Mari sesaat kita mencoba menyeberangi tulisan ini tanpa sebuah penilaian ataupun suatu penghakiman. Sudah begitu lama jiwa kita dikerangkeng dalam ketakutan terhadap neraka, suatu tempat yang diciptakan Tuhan untuk menggoreng manusia. Dan langkah kita dibayangi oleh keinginan untuk mencapai kedudukan tertinggi di surga, dimana segala keinginan dapat kita wujudkan.

Mari sesaat kita mencoba menyeberangi tulisan ini tanpa sebuah penilaian ataupun suatu penghakiman. Sudah begitu lama jiwa kita dikerangkeng dalam ketakutan terhadap neraka, suatu tempat yang diciptakan Tuhan untuk menggoreng manusia. Dan langkah kita dibayangi oleh keinginan untuk mencapai kedudukan tertinggi di surga, dimana segala keinginan dapat kita wujudkan. Ironisnya pemahaman ini telah membuat kita begitu kaku menghadapi kehidupan. Kita begitu bangga karena telah menindas mereka yang berbeda pendapat dengan kita dengan menggunakan dasar keyakinan, seakan kita adalah kepanjangan tangan Tuhan untuk mengatur kehidupan. Kita telah begitu bangga mempertontonkan kebaikan kita di depan publik seakan kita adalah utusan-utusan Tuhan untuk menata kehidupan. Tuhan maha pengasih dan penyayang, Dia adalah Kasih dan Kasih adalah Dia.

Kita harus yakin bahwa surga dan neraka itu ada, dan merupakan salah satu makhluk Tuhan untuk memuliakan dan memurnikan perjalanan panjang kehidupan yang dilalui oleh setiap makhluk-Nya.

Surga neraka ada di sini dan di sana, dia ada bersama detak kehidupan. Dia berada di langit kesadaran setiap aku yang diam ataupun yang bergerak. Nabi Adam diusir dari surga dan turun ke dunia karena keinginan yang disimbulkan dengan buah Kuldi. Sebuah keinginan yang terkabul akan melahirkan keinginan-keinginan baru yang akan semakin menghimpit kita. Penderitaan bukanlah cara kehidupan menyiksa kita, tetapi adalah wujud kasih sayang Tuhan untuk mensucikan kita. Bukankah kita semua ingin berdekatan dengan Tuhan, tapi mengapa kita takut dengan cara Dia mensucikan jiwa dan raga kita..???

Isa, Muhammad, Sidharta, Rama Krishna adalah cerminan surga yang diturunkan untuk kita. Mereka adalah buah perjalanan panjang kehidupan yang dipersembahkan semesta kepada kita. Merekalah gubuk-gubuk kecil yang hadir dari samudra keheningan yang akan menjamu kita dengan kedamaian. Mengapa kita tidak mencoba mengetuk pintunya..???